Header Ads

Cara Budidaya Bawang Merah yang Baik dan Benar


Pada kesempatan kali ini, saya membuat tentang Cara Budidaya Bawang Merah yang Baik dan Benar, jadi pastikan kalian simak sampai habis agar kalian dapat memahaminya

Selain membuat tentang Cara Menanam Bawang yang Baik dan Juga Benar, kali ini saya membahas tentang cara budidaya bawang merah

Cara Budidaya Bawang Merah yang Baik dan Benar

Benih bawang merah

Varietas benih untuk budidaya bawang merah cukup banyak. Ada benih lokal hingga benih hibrida impor. Bentuk benihnya yaitu ada yang dari biji, ada juga berupa umbi. Kebanyakan dari budidaya bawang merah di sentra sentra produksi menggunakan umbi sebagai benih.

Benih bawang merah yang baik berasal dari umbi yang dipanen tua, yaitu dipanen pada lebih dari 80 hari untuk dataran rendah serta 100 hari untuk dataran tinggi. Benih bawang merah yang baik setidaknya telah disimpan dengan kurun waktu 2 sampai 3 bulan. Ukuran benih yaitu sekitar 1,5 sampai dengan 2 cm dengan bentuk yang bagus, tidak cacat, dan berwarna merah tua mengkilap.

Kebutuhan benih untuk budidaya bawang werah tergantung dengan varietas yang dimilikinya, ukuran benih dan juga jarak tanam. Untuk jarak tanam yaitu sekitar 20×20 dengan bobot umbi 5 gram dibutuhkan yaitu sekitar 1,4 ton benih per hektar. Untuk bobot yang sama dengan jarak tanam  yaitu sekitar 15×15 dibutuhkan 2,4 ton per hektarnya. Apabila bobot umbi lebih kecil, kebutuhan umbi per hektarnya akan lebih sedikit lagi.

Pengolahan tanah dan penanaman

Tanah dibuat bedengan dengan lebar yaitu sekitar 1 sampai 1,2 meter, dan dengan tinggi 20 sampai 30 cm dan juga dengan panjang sesusai dengan kondisi kebun. Jarak antar bedengan yaitu sekitar 50 cm, sekaligus dijadikan parit yaitu sedalam 50 cm. Cangkul bedengan sedalam 20 cm, gemburkan tanahnya. Bentuk dari permukaan atau bagian atas bedengan rata, tetapi tidak melengkung.

Tambahkan kapur atau dolomit yaitu sebanyak 1 sampai dengan 1,5 ton per hektar apabila keasaman tanah kurang dari pH 5,6. Penambahan kapur setidaknya diberikan 2 minggu sebelum tanam.

Gunakan sekitar 15 sampai dengam 20 pupuk kompos atau pupuk kandang sebagai pupuk yang dasar. Tebarkan pupuk di atas bedengan serta kemudian aduk dengan tanah sampai dengan  merata. Bisa juga ditambahkan dengan urea, ZA, SP-36 dan juga KCL sebanyak 47 kg, 100 kg, 311 kg dan juga 56 kg setiap hektarnya. Campur pupuk buatan tersebut sebelum diaplikasikan. Biarkan selama satu minggu sebelum bedengan ditanami.

Siapkan benih atau umbi bawang merah yang siap untuk tanam. Apabila umur dari umbi masih kurang dari waktu 2 bulan, lakukanlah pemogesan terlebih dahulu. Pemogesan adalah pemotongan pada bagian ujung umbi, yaitu sekitar 0,5 cm. Fungsinya adalah untuk dapat memecahkan masa dorman dan juga mempercepat tumbuhnya tananaman.
 
Jarak tanam untuk budidaya bawang merah pada saat musim kemarau dipadatkan hingga sekitar 15×15 cm. Sedangkan pada musim hujan setidaknya dibuat hingga sekitar 20×20 cm. Benih bawang merah yang ditanam dengan cara membenamkan seluruh bagian umbi kedalam bagian tanah.

Perawatan budidaya bawang merah

Penyiraman pada budidaya bawang merah hendaknya dilakukan yaitu sehari dua kali yaitu pada setiap pagi dan sore. Setidaknya hingga tanaman berumur 10 hari. Setelah itu, frekuensi penyiraman dapat dikurangi hingga frekuensi satu hari sekali.

Pemupukan susulan diberikan setelah tanaman bawang merah sudah berumur sekitar 2 minggu. Jenis pupuk yaitu terdiri dari campuran urea, ZA, dan juga KCl yang diaduk rata. Komposisi masing masing pupuk yaitu sebanyak 93 kg, 200 kg dan juga 112 kg untuk setiap hektarnya. Pemupukan susulan selanjutnya yaitu diberikan pada minggu ke-5 dengan komposisi urea, ZA, KCl sebanyak 47 kg, 100 kg, 56 kg per hektarnya. Pemupukan diberikan dengan membuat garitan disamping tanaman.

Penyiangan gulma biasanya dilakukan yaitu sebanyak dua kali dalam satu musim tanam. Untuk dapat menghemat biaya, lakukan penyiangan bersamaan dengan pemberian pupuk dengan susulan. Namun apabila serangan gulma menghebat, segera kalian lakukan penyiangan tanpa menunggu pemberian pupuk dengan dilakukan susulan.

Pengendalian hama dan penyakit

Budidaya bawang merah mempunyai banyak jenis hama dan juga banyak jenis penyakit. Namun yang paling sering menyerang di sentra sentra produksi adalah hama ulat dan juga penyakit layu.

Hama ulat (Spodoptera sp.) menyerang daun, gejalanya yaitu terlihat pada bercak putih pada daun. Bila daun diteropong terlihat seperti gigitan ulat. Hama ini ditanggulangi dengan pemungutan manual, ulat dan juga telur diambil untuk dapat dimusnahkan. Bisa juga dengan menggunakan feromon sex perangkap, gunakan sebanyak yaitu 40 buah per hektarnya. Bila serangan menjadi menghebat, kerusakan yang ditimbulkan yaitu lebih dari 5% per rumpun daun, semprot dengan insektisida yang berbahan aktif klorfirifos.

Penyakit layu fusarium, disebabkan oleh cendawan. Gejalanya daun menguning dan seperti terpilin. Bagian pangkal batang membusuk. Penanganannya dengan mencabut tanaman yang mati kemudian membakarnya. Penyemprotan bisa menggunakan fungsidia.

Panen budidaya bawang merah

Ciri-ciri budidaya bawang merah siap panen yaitu apabila 60 sampai dengan 70% daun sudah mulai rebah. Atau, lakukan pemeriksaan umbi secara acak. Khusus untuk pembenihan umbi, tingkat dari kerebahan yaitu harus mencapai lebih dari 90%.

Budidaya dari bawang merah biasanya sudah bisa dipanen setelah 55 sampai dengan 70 hari sejak tanam. Produktivitas bawang merah dangat bervariasi tergantung dari kondisi lahan, iklim, cuaca dan juga tergantung dengan varietas. Di Indonesia, produktivitas budidaya bawang merah berkisar antara 3 sampai dengan 12 ton per hektar dengan rata rata nasional 9,47 ton per hektarnya.


Terimaksih sudah membaca artikel ini

No comments

Powered by Blogger.